Saturday, October 29, 2011



3 Career Lessons from Steve Jobs

October 5, 2011, dunia terkejut dan kesedihan karana satu penghuni legendarisnya telah pergi dari seluruh assignment nya di muka bumi ini dan sedang menikmati pengistirehatan barunya di alam sana.  Dia adalah Steve Jobs, sang CEO Legendaris dari Apple Inc yang inovasinya, ketajamannya, serta ketekunannya membuat saya bisa menulis artikel ini dengan mengetik sambil mendengarkan itunes dan bukan menulis di daun lontar sambil mendengarkan seruling bambu.
Dari sepagian hari ini, TV tidak henti2nya menayangkan muka sang legenda. Seluruh raja dotcom dunia seperti Sergey Brin, Mark Zuckerberg sampai Reid Hoffman semuanya silih berganti mengucapkan kata penghiburan. Buka apple.com, langsung terpampang wajah sang legendaris dengan tulisan 1955-2011. Bahkan prediksi saham pun tidak mau kalah menayangkan prediksi saham Apple di pasaran bursa, apakah turun atau naik.
A littlt bit of sejarah, Steve Jobs merupakan seorang legenda yang even tidak lulus kuliah. Dia merupakan contoh yang selalu dipakai, jika seseorang ingin bilang,” anda tidak butuh sekolah untuk sukses”. Nah anehnya, pada bulan Juni 2005, Jobs memberikan keynote speech di universitas Stanford dalam acara kelulusan universitas tersebut. Ini adalah salah satu bentuk kebriliannan orang ini, bagaimana mungkin orang tidak lulus kuliah memberikan keynote speech bahkan di salah satu universitas Ivy League di US.
Namun, saat itu mata terpana dan hati berdentum. Speech Jobs merupakan salah satu speech yang paling monumental,  berjudul “ How to Live before you Die” dan sarat mengandung petuah2 karir yang amat sangat berharga. Dalam speech itu, Jobs share about 3 career message worth remembering
1. Connecting the dot
Jobs bercerita tentang pengalamannya mengambil kursus kaligrafi sewaktu dia drop out dari sekolah. Dia belajar tentang beda font seperti Serif dan Sans Serif, dan menurut dia ilmu itu sangat ga ada guna.
10 TAHUN KEMUDIAN
Saat dia merancang MAC untuk pertama kalinya..barulah seluruh ilmu itu berguna. Saat ini MAC mempunyai typography yang paling bagus, dan even Microsoft meniru MAC. Jobs berkata, “ andaikan saya tidak drop out dan tidak pernah mengambil kaligrafi..mungkin sampai hari ini font2 di computer untuk kita mengetik itu tidak pernah ada.
Pernahkan anda berasa…duh belajar ini ga ada guna…duh n ilmu ga penting…never think that way..coz u never know what will happen in the future. You never know when u will need all those. Moreover, have the ability to connect the dot. How all those life skills you have learned in the past, can still benefit you today. Try to connect the dot. Try to establish all the connection. That’s how you will get much from your career and life.
2. Overturn the adversities, recreate the future
Mr. Jobs share pengalamannya saat dia berumur 30 tahun. Dia baru saja meluncurkan Macintosh pertamanya..dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 2 Milyar dan 4000 employee, dan DIPECAT. Wow! Imagine…
  1. You have successfully launch a great project that cost your company bermilyar milyar rupiah
  2. You have just successfully increased the market value of your company, nilai saham company anda di BEJ meningkat….berkat anda…
  3. And you’ve just make your company, “ THE BEST COMPANY TO WORK” all across Indonesia…semua orang pengen kerja di tempat anda
Dan penghargaan company buat anda adalah: SURAT PEMECATAN
How do you feel if you are on that situation??… apalagi umur anda 30, saat anda sedang masa emas2 nya..namun Mr. Jobs replied, “it turned out that getting fired from Apple was the best thing that could have ever happened to me. The heaviness of being successful was replaced by the lightness of being a beginner again, less sure about everything. It freed me to enter one of the most creative periods of my life.”
Apakah justru inilah masa anda recreate your future, rebrand your life…start something new…start something that has become your lifetime dream??…atau anda hanya akan menyesali kesialan anda dan duduk termenung sambil mengucurkan air mata?
Remember, sometimes big success akan datang setelah bencana parah.
Dan terakhir, point ketiga adalah tentang:
3 . Death
Jobs berkata,” waktu saya berumur 17 tahun, saya mendengar pepatah, jika anda hidup bagaikan hidup di hari terakhir hidup anda, maka anda pasti akan sangat berguna dan bermanfaat. Dan saya tetap memegang pepatah itu hingga kini. Setiap pagi saya bangun dan bertanya apa yang dapat saya lakukan hari ini jika ini adalah hari terakhir hidup saya?”
Kemudian Jobs menambahkan bahwa kita harus berfokus pada… all external expectations, all pride, all fear of embarrassment or failure,” the things that “just fall away in the face of death, leaving only what is truly important.
Dan terakhir Jobs berkata, ““Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma — which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary.”
Teman, FOLLOW YOUR HEART AND YOUR INTUITION..AND LIVE LIKE THIS IS THE LAST DAY OF YOUR LIFE. Jangan biarkan orang lain mengatur dan mengarahkan hidup anda. Franklin Covey berkata, “ atur hidup anda dan jika tidak, orang lain akan mengaturkannya buatmu.
Selamat jalan Mr. Jobs..the world will miss you..
Here is the video

No comments:

Post a Comment